Posted by : ngatmow 12.15.2014

Berita duka kembali menghiasi layar kaca di seluruh negeri ini. Semua headline news tertuju ke Banjarnegara. Di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, tanah longsor tiba-tiba datang mengubur sekitar 40 rumah yang dihuni sekitar 300 jiwa dari 53 keluarga sekitar pukul 17.30 WIB. Jumlah warga Dusun Jemblung RT 05 RW 01 yang tertimpa longsor diperkirakan sekitar 108 orang, sedangkan warga lainnya berhasil menyelamatkan diri. Selain itu, sejumlah mobil yang sedang melintas di jalan Karangkobar-Banjarnegara turut tertimpa longsor. Sehingga jumlah pasti korban meninggal dalam bencana ini diperkirakan jauh diatas angka yang muncul di media massa.

Banyak korban selamat mengatakan bahwa musibah kali ini sangat aneh. Tanah longsoran bergerak seperti ombak yang bergulung dan berputar membentuk pusaran besar. Tanah seolah menjadi cair dan berwarna mengerikan dengan gemuruh suara yang sungguh dahsyat.

Karena itulah kemudian banyak versi cerita muncul di kemudian hari. Mulai dari yang bersifat ilmiah sampai cerita mistis yang melatarbelakanginya.
Kebanyakan dari korban selamat pada malam itu juga bergerak dengan alat seadanya untuk mencari korban selamat lain yang lokasinya tidak begitu jauh dari posisi mereka. Malam yang gelap itu semakin mencekam dengan teriakan manusia yang maminta pertolongan. Dan tangisan orang orang yang kehilangan sanak saudara, juga teriakan orang orang yang saling menguatkan satu sama lain ditengah himpitan tanah tanpa bisa saling menolong. Tragis....
   
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan beberapa penyebab terjadinya longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (15/12/2014 - Kompas)
"Dusun Jemblung di dalam peta merupakan daerah yang rawan longsor dengan intensitas sedang-tinggi," ujar Sutopo, dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jalan Juanda, Jakarta Pusat.

Sutopo mengatakan, pada dua hari menjelang terjadinya longsor, yaitu pada tanggal 10-11 Desember, wilayah di sekitar Dusun Jemblung, Banjarnegara, diguyur hujan yang cukup deras. Akibatnya, tanah di lokasi tersebut menjadi penuh dengan air. Kemudian, menurut Sutopo, materi penyusun bukit Telaga Lele, di Dusun Jemblung, merupakan endapan vulkanik tua sehingga solum atau lapisan tanah cukup tebal dan terjadi pelapukan.

Selain itu, kemiringan lereng di bukit tersebut kurang dari 60 persen. Saat kejadian, mahkota longsor berada pada kemiringan lereng 60-80 persen. Sutopo juga mengatakan, penyebab longsor tidak lepas dari ulah manusia sendiri. Tanaman di atas bukit tempat terjadinya longsor adalah tanaman semusim, dengan jenis palawija, yang tidak rapat. Akibatnya, kondisi tanah menjadi longgar dan mudah terbawa air."Budidaya pertanian yang tidak mengindahkan konservasi juga jadi penyebab. Kondisi tanah dan air di lokasi kejadian, di mana tidak ada terasering pada lereng tersebut," kata Sutopo.















 



Innalillahi wainna ilaihi roji'un.....
Hanya itu yang bisa kita ucapkan selain segera bertindak dengan segala kemampuan yang kita bisa untuk meringankan beban bagi saudara saudara kita yang terkena musibah disana.


Tidak lupa mari kita tundukkan kepala sejenak untuk berdoa, semoga mereka yang sedang tertimpa musibah diberikan kekuatan dan kesabaran, dan kita semua semoga diingatkan bahwa kita ini hanyalah makhluk-Nya yang tidak punya kekuatan apapun untuk berlaku sombong dan melupakan keberadaan-Nya


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Instagram

Arsip

Copyright 2008 ZISBOX- Metrominimalist | Template Diutak atik Ngatmow Prawierow